Bisnis Ritel Modern Indonesia
Bisnis Ritel secara umum adalah kegiatan usaha menjual aneka
barang atau jasa untuk konsumsi langsung atau tidak langsung. Dalam matarantai
perdagangan bisnis ritel merupakan bagian terakhir dari proses distribusi suatu
barang atau jasa dan bersentuhan langsung dengan konsumen.Secara umum peritel
tidak membuat barang dan tidak menjual ke pengecer lain.
Akan tetapi dalam praktik bisnis ritel modern saat ini tidak
tertutup kemungkinan, banyak pengecer kecil membeli barang di gerai peritel
besar, mengingat perbedaan harga yang muncul pada waktu-waktu promosi tertentu
yang dilakukan oleh peritel besar.Bisnis Ritel di Indonesia secara umum dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu, ritel modern dan ritel tradisional. Ritel
modern sebenarnya merupakan pengembangan dari ritel tradisional, yang pada
praktiknya mengaplikasikan konsep yang modern, pemanfaatan teknologi, dan
mengakomodasi perkembangan gaya hidup di masyarakat (konsumen).
Jika kita menilik sejarah ritel modern di indonesia
sebenarnya sudah di mulai dari tahun 1960-an. Pada saat itu sudah muncul
department Store yang pertama yaitu SARINAH. Dalam kurun waktu lebih dari 15
tahun kemudian, bisnis ritel di Indonesia bisa dikatakan berkembang dalam level
yang sangat rendah sekali. Hal ini bisa dikaitkan dengan kebijakan ekonomi
Soeharto di awal masa pemerintahan orde baru, yang lebih banyak membangun
investasi di bidang eksploitasi hasil alam (tambang & kayu), dibandingkan
sektor usaha ritel barang dan jasa di masyarakat.
Awal tahun 1990-an merupakan titik awal perkembangan bisnis
ritel di indonesia. Ditandai dengan mulai beroperasinya salah satu perusahaan
ritel besar dari Jepang yaitu “SOGO”. Selanjutnya dengan dikeluarkannya
Keputusan Presiden No. 99/1998, yang menghapuskan larangan investor dari luar
untuk masuk ke dalam bisnis ritel di indonesia, perkembangannya menjadi semakin
pesat.
Saat ini, muncul begitu banyak format modern ritel/market
diantaranya adalah sbb:
1. Supermarket
2. Minimarket
3. Hypermarket
4. Specialty store/convinience store
5. Department Store
Modern market digambarkan secara sederhana sebagai suatu
tempat menjual barang-barang makanan atau non makanan, barang jadi atau bahan
olahan, kebutuhan harian atau lainnya yang menggunakan format self service dan
menjalankan sistem swalayan yaitu konsumen membayar di kasir yang telah
disediakan. Sehingga saat ini banyak orang cukup familiar dengan istilah “Pasar
Swalayan”
Berdasarkan definisi yang tertuang dalam Keputusan Presiden
RI No. 112/Th. 2007, dikatakan bahwa Format Pasar Swalayan dikategorikan sbb:
1. Minimarket :
– Produk dijual : kebutuhan rumahtangga, makanan dan
termasuk kebutuhan harian.
– Jumlah produk : < 5000 item
– Luas gerai : maks. 400m2
– Area Parkir : terbatas
– Potensi penjualan : maks. 200 juta
2. Supermarket:
– Produk dijual : kebutuhan rumahtangga, makanan dan
termasuk kebutuhan harian.
– Jumlah produk : 5000-25000 item
– Luas gerai : 400-5000m2
– Area Parkir : sedang (memadai)
– Potensi penjualan : 200 juta- 10 milliar
3. Hypermarket:
– Produk dijual : kebutuhan rumahtangga, makanan dan
termasuk kebutuhan harian, textile, fashion, furniture, dll.
– Jumlah produk : >25000 item
– Luas gerai : > 5000 m2
– Area Parkir : sangat besar
– Potensi penjualan : > 10 milliar
Dalam 6 tahun terakhir, perkembangan ketiga format modern
market di atas sangatlah tinggi. konsepnya yang modern, adanya sentuhan
teknologi dan mampu memenuhi perkembangan gaya hidup konsumen telah memberikan
nilai lebih dibandingkan dengan market tradisional.
Selain itu atmosfer belanja yang lebih bersih dan nyaman,
semakin menarik konsumen dan dapat menciptakan budaya baru dalam berbelanja.
Menurut data yang dikeluarkan oleh Media Data-APRINDO dalam
rentang waktu 2004 s.d 2008 format minimarket memiliki rata-rata pertumbuhan
turnover paling tinggi yaitu sebesar 38% per tahun, disusul kemudian oleh
Hypermarket sebesar 21,5% dan supermarket yang hanya 6% per tahun. Tingginya
pertumbuhan di format minimarket, ditandai dengan semakin ketatnya persaingan
dalam ekspansi atau penambahan jumlah gerai dari dua pemain besar di dalamnya
yaitu Indomart dan Alfamart.
Sedangkan dalam nilai turnover yang dapat dihasilkan, format
hypermarket merupakan yang terbesar, seperti yang dicapai pada tahun 2008 yaitu
sebesar: 41%. Sementara itu minimarket dengan 32%, dan terakhir supermarket
dengan 26%. Dominasi market share oleh Hypermarket ini dimulai dari tahun 2005,
yang mana sebelumnya dikuasai oleh Supermarket. Penurunan di Supermarket
dinilai sebagai akibat dari semakin banyaknya penambahan gerai minimarket yang
dapat memotong akses konsumen ke supermarket. Ditambah pula oleh semakin
agresifnya Hypermarket dalam berbagai promosi yang kuat dan menarik. Serta
kelengkapan produknya telah memberikan tempat tersendiri dimata konsumen.
A. Manajemen ritel
Industri ritel terus berubah seiring dengan perubahan
teknologi, perkembangan dunia usaha, dan tentunya kebutuhan konsumen. Ritel
adalah keseluruhan aktivitas bisnis yang terkait dengan penjualan dan pemberian
layanan kepada konsumen untuk penggunaan yang sifatnya individu sebagai pribadi
maupun keluarga.
Agar berhasil dalam pasar ritel yang kompetitif, peritel
harus dapat menawarkan produk yang tepat, dengan harga yang tepat, pada tempat
yang tepat, dan waktu yang tepat. Oleh karena itu, pemahaman peritel tehadap
karakteristik target pasar atau konsumen yang akan dilayani merupakan hal yang
sangat penting.
Dalam operasionalnya peritel menjalankan beberapa fungsi
antara lain membantu konsumen dalam menyediakan berbagai produk dan jasa,
menjalankan fungsi memecah (bulk breaking), maupun menambah nilai produk.
Secara keseluruhan, pengelolaan binis ritel membutuhkan implementasi
fungsi-fungsi manajemen secara terintegrasi baik fungsi keuangan, pemasaran,
sumber daya manusia, maupun operasional. Pemahaman keseluruhan atas isi buku
ini membutuhkan telaah menyeluruh terhadap proses pengambilan keputusan dalam manajemen
ritel yang diperjelas yaitu lingkup bisnis, mengembangkan strategi ritel,
manajemen barang dagangan, dan manajemen toko.
Pengertian Manajemen
Manajemen merupakan suatu proses
perencanaan,pengorganisasian,penggerakkan dan pengendalian atas atas sumber
daya yang dimiliki guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian Ritel
Ritel adalah suatu kegiatan yang terdiri dari
aktivitas-aktivitas bisnis yang terlibat dalam menjual barang dan jasa kepada
konsumen untuk kepentingan sendiri,keluarga ataupun rumah tangga.
Pengertian Manajemen Ritel
Manajemen ritel adalah pengaturan keseluruhan faktor-faktor
yang ebrpengaruh dalam proses perdagangan ritel,yaitu perdagangan langsung
barang dan jasa kepada konsumen.
Klasifikasi Ritel
1. Klasifikasi deskriptif
Pasar ritel dibagi menjadi 2 tipe yaitu berdasarkan :
a. tipe kepemilikan (type of ownership)
b. tipe keragaman barang yang dijual(type of merchandise
carried)
2. Klasifikasi strategic
Pasar retel dibedakan berdasarkan strategi yang
digunakan,yaitu :
a. margin/turnover strategy
b.retail price and service strategy
c. strategic group classification
d. gross margin – merchandise type classification
3. Klasifikasi tingkat pelayanan
Dibagi menajadi :
a. penjualan eceran swalayan
b. penjualan eceran dengan memilih dendiri
Contoh : toko baju dipasar
c. penjualan eceran dengan penjualan terbatas
Contoh : toko elektronik
d. penjualan eceran dengan pelayanan penuh
Contoh : toko perhiasan,butik
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap bisnis ritel adalah
4P yaitu Place,Price,Produck dan Promotion
Oleh karena itu sebelum memulia bisnis ini hendaknya kita
harus sudah memahaminya dengan benar untuk memperkecil resiko kerugian.
B. MENGAPA HARUS MEMPELAJARI MANAJEMEN RITEL
Kata ritel berasal dari bahasa Perancis, ritellier, yang
berarti memotong atau memecah sesuatu. Retail atau eceran (retailing) dapat
dipahami sebagai semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa
secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan penggunaan
bisnis. Sering kali orang-orang beranggapan bahwa ritel hanya menjual
produk-produk di toko. Tetapi retail (ritel) juga melibatkan pelayanan jasa
layanan antar (delivery services) ke rumah-rumah. Tidak semua ritel dilakukan
ditoko. Kegiatan yang dilakukan dalam bisnis retail (ritel) adalah menjual
berbagai produk, jasa atau keduanya, kepada konsumen untuk keperluan konsumsi
pribadi maupun bersama. Produsen menjual produk-produknya kepada peretail
maupun peritel besar (wholesaler). Peritel besar ini juga kerap disebut sebagai
grosir atau pedagang partai besar.
Beberapa faktor yang mendorong globalisasi yang dilakukan
para peritel internasional:
a. Pasar Domestik yang semakin Jenuh
Di Amerika Serikat, banyak peritel gagal karena banyaknya
para pelaku pasar yang memiliki kesamaan produk yang dijual. Hal ini mendorong
peritel tersebut melakukan ekspansi ke luar negeri.
b. Sistem dan Keahlian
Saat ini peritel memiliki kemampuan mengatur toko-toko yang
ada di luar negeri dengan lebih baik karena kemampuan mereka dalam mengelola
sistem informasi dan distribusi yang lebih mudah ditransfer dari negara
asalnya.
c. Hilangnya batasan perdagangan
Kebijakan perdagangan internasional yang menghapus berbagai
hambatan dalam perdagangan seperti WTO atau NAFTA.
STRATEGI MANAJEMEN RITEL (RETAIL)?
Strategi retail (ritel) menekankan untuk memanfaatkan sumber
daya yang ada untuk mencapai tujuan. Strategi ritel (retail) meliputi penentuan
target pasar, sifat barang dan jasa yang ditawarkan,dan bagaimana ritel
memperoleh keuntungan jangkan panjang dari para pesaingnya. Bagian kebutuhan
strategi dalam strategi retail (ritel) antara lain strategi pasar, strategi
keuangan, strategi lokasi, struktur organisasi dan sumber daya manusia.
Aspek pemasaran dalam ritel meliputi:
1. Definisi strategi pemasaran retail (ritel)
2. Pemahaman terhadap target pasar bila dikaitkan dengan
pilihan terhadap format retail (ritel)
3. Bagaimana retail (ritel) dapat membangun strategi
keunggulan bersaing yang berkelanjutan
4. Tahapan dalam mengembangkan strategi pemasaran retail
(ritel)
Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia dalam retail (ritel)
meliputi:
1. Alasan mengapa manajemen SDM mempunyai peranan penting
membentuk sebuah bisnis atau organisasi retail (ritel)
2. Bagaimana retail (ritel) membuat keuntungan yang
kompetitif dan mendukung, dengan cara mengembangkan dan mengelola SDM
3. Bagaimana ritel mengkoordinasi aktivitas para karyawan
dan memotivasi mereka mencapai tujuan
4. Program-program manajemen SDM untuk membangun komitmen
kerja
5. Bagaimana dan mengapa ritel mangatur perbedaan
antarkaryawan
Aspek Keuangan dalam retail (ritel) meliputi:
1. Bagaimana strategi retail (ritel) direfleksikan dalam
tujuan keuangan
2. Bagaimana ritel menggunakan alat-alat dan metode untuk
mengevaluasi kinerjanya
3. Bagaimana model strategis keuntungan dapat digunakan
Aspek pemilihan lokasi dalam area perdagangan retail (ritel)
meliputi:
1. Tipe Lokasi yang memungkinkan oleh retail
2. Mengevaluasi keunggulan relatif dari setiap area
perdagangan yang dipilih.
3. Tipe lokasi perdagangan yang memungkinkan untuk tumbuh
4. Jenis lokasi yang ada
5. Alasan mengapa suatu ritel tetap berlokasi disuatu tempat
tertentu meskipun ada retail (ritel) lain berlokasi ditempat berbeda
6. Keuntungan relatif yang didapat dari sebuah tipe lokasi
7. Tipe lokasi yang cocok bagi retail (ritel)
8. Tipe lokasi yang kurang diminati
9. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan oleh peritel
dalam memilih lokasi
Aspek Sistem Informasi dan Manajemen meliputi:
1. Keunggulan strategis yang diperoleh melalui manajemen
rantai pemasok
2. Bagaimana barang daganan dan informasi mengalir dari
vendor ke retail (ritel) ke pelanggan dan kembali
3. Perkembangan informasi dan teknologi yang bisa memudahkan
komunikasi antara vendor dengan ritel(retail)
4. Sistem pengiriman respons cepat
C. Sejarah Manajemen Ritel
Untuk mempertahankan keunggulan kompetitifnya, retailer akan
beroperasi dengan bentuk organisasi yang lebih ramping dan effisien. Pada masa
datang retailer akan beroperasi dengan gross margin yang lebih rendah, biaya
operasional yang lebih kecil, lebih sedikit inventori dengan perputaran barang
yang lebih cepat.
Trend konsumen masa depan adalah Pay Less, Expect More, Get
More. Konsumen masa depan adalah konsumen yang memiliki ekpektasi yang lebih
tinggi, meminta lebih banyak, menginginkan kualitas yang lebih tinggi dan
konsisten, lebih banyak pilihan, toko yang lebih nyaman dan pelayanan yang
lebih bernilai, namun dengan membayar lebih murah, waktu lebih cepat, dengan
usaha dan resiko lebih rendah. Dapat diperkirakan, kompetisi selanjutnya, tidak
hanya pada harga, namun menyangkut variable lain yang berkaitan dengan value
atas pengalaman berbelanja pelanggan.
Dalam millenium baru ini beberapa trend yang sudah dan akan
terjadi di Indonesia dan memberikan dampak bagi industri retail diantaranya :
Gelombang masuknya retailer asing.
– Evolusi ke Format Retail Baru
– Meningkatnya keluarga dengan double income (suami-istri
bekerja).
– Pertumbuhan kota-kota satelit disekeliling kota besar.
– Mobilitas yang semakin tinggi dan waktu luang yang semakin
sedikit.
– Pembantu rumah tangga menjadi semakin mahal.
– Perkembangan pemakaian PC rumah tangga dan internet yang
semakin tinggi.
– Perkembangan teknologi dan pemakaian Handphone-PDA.
REPORT THIS AD
Evolusi perkembangan format retail di Indonesia dapat di
bagi atas beberapa tahapan:
1. Sebelum 1960-an : Era perkembangan retail tradisional
berupa retailer atau pedagang pedagang independen.
2. Tahun 1960-an : Era perkenalan retail modern dengan
format Department Store (Mass Merchandiser), ditandai dengan dibukanya gerai
retail pertama SARINAH di Jl. MH Thamrin.
3. Tahun 1970-1980-an: Era perkembangan retail modern dengan
format Supermarket dan Department Store, ditandai dengan berkembangnya retailer
modern (Mass Merchandiser dan Grocery) seperti Matahari, Hero, Golden Truly,
Pasar Raya dan Ramayana. Pada masa ini juga berkembang format Drug Store, yang
lebih dikenal dengan nama apotik.
4. Tahun 1990-an : Era perkembangan Convenience Store
(C-Store), High Class Departmet Store, Branded Boutique (High Fashion) dan Cash
and Carry. Perkembangan C-store ditandai dengan maraknya pertumbuhan Indomaret
dan AMPM. Perkembangan High Class department Store dan High Fashion Outlet,
ditandai dengan masuknya SOGO, Metro, Seibu,Yaohan, Mark & Spencer dan
berbagai outlet high fashion lainnya. Pekembangan format Cash and Carry
ditandai dengan berdirinya Makro, diikuti oleh retailer lokal dengan format
serupa misalnya GORO, Indogrosir dan Alfa.
5. Tahun 2000 – 2010 : Era perkembangan Hypermarket, Factory
Outlet, Category Killer dan perkenalan dengan e-retailing. Era Hypermarket
ditandai dengan berdirinya Continent Hypermarket dan Paserba Carrefour di tahun
1998. Pada tahun 2002 akan dibuka Hypermarket GIANT, dan beberapa gerai
hypermarket lainnya. Adanya kebutuhan akan barang bagus/bermerek dengan harga
miring akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan mendorong perkembangan
Category Killer dan Factory Oulet. Di beberapa tahun ke depan, akan bermunculan
category killer di berbagai kategori produk seperti Family Apparel, Consumer
Electronic, Auto Aftermarket, Home/Bed/Bath, Home Improvement, Pet Supply,
Craft/Hobby, Computer, Sporting Goods, melengkapi category killer yang telah
berkembang saat ini seperti Department Store, Book Stores, Electronic, Office
Supply dan Toy Stores. Berbagai factory outlet kini mulai menjamur di kota
Bandung dan Jakarta, misalnya Millenia dan Metro Factory Outlet. Multipolar
Group dengan LIPPOSHOP-nya berjasa dalam memperkenalkan e-retailing di
Indonesia, contoh retailer yang berbasis internet misalnya sanur, click and
drag dan gramedia on-line.
REPORT THIS AD
6. Tahun 2010-2020 : Era perkembangan Hard Discounter Store
dan Catalog Services. Persaingan harga yang semakin sengit akan mengarahkan
retailer mencari alternatif format retail yang lebih effisien. Sehingga pada
masa ini akan menjamur format Hard Discounter menggantikan format Hypermarket.
Format hardiscounter menawarkan produk sejenis dengan harga 15-30% lebih murah
dibandingkan format retail lainnya. Pada masa ini private label akan semakin
populer. Selain itu untuk barang-barang tahan lama misalnya pakaian, appliances
dan elektonik, akan berkembang melalui format Catalog Services. Format ini
memungkinkan retailer untuk menjual dengan harga lebih murah karena tidak
mengeluarkan biaya investasi dan operasional toko secara fisik. Semakin
memasyarakatnya kepemilikan PC dan akses internet akan mendorong pertumbuhan
format catalog melalui e-retailing.
7. Setelah tahun 2020 : Era perkembangan e-retailing dan
Toko Spesialisasi. Tingkat kepemilikan PC dan akses internet akan semakin
merata di Indonesia, sehingga mendorong ke arah perkembangan e-retailing yang
sesungguhnya. Pemesanan dan pembayaran produk dilakukan melalui internet,
bahkan pada masa tersebut kita dapat menggunakan handphone-PDA atau handheld
terminal yang disediakan retailer untuk melakukan pembelian produk saat
berkunjung ke supermarket. Cukup scan barang yang akan kita beli dengan
Handphone-PDA atau handheld, selanjutnya kita boleh langsung membayar dengan
credit card secara on-line lewat peralatan tersebut atau dengan cash di
cashier. Kecenderungan berikutnya yang mungkin terjadi adalah toko spesialisasi
akan menjamur, sehingga untuk membeli rokok misalnya, orang lebih senang pergi
ke toko khusus yang menjual berbagai jenis rokok (Ciggarette Outlet), dengan
harga yang tentu saja lebih bersaing.
D. MACAM – MACAM MANAJEMEN RITEL
Berikut ini adalah pembagian industri ritel berdasarkan
pengelompokan pada ciri-ciri tertentu disertai pengertian atau definsi :
1. Discount Stores / Toko Diskon
Discount store adalah toko pengecer yang menjual berbagai
barang dengan harga yang murah dan memberikan pelayanan yang minimum. Contohnya
adalah Makro dan Alfa
2. Specialty Stores / Toko Produk Spesifik
Specialty store adalah merupakan toko eceran yang menjual
barang-barang jenis lini produk tertentu saja yang bersifat spesifik. Contoh
specialty stores yaitu toko buku gramedia, toko musik disctarra, toko obat
guardian, dan banyak lagi contoh lainnya.
3. Department Stores
Department store adalah suatu toko eceran yang berskala
besar yang pengeloaannya dipisah dan dibagi menjadi bagian
departemen-departemen yang menjual macam barang yang berbeda-beda. Contohnya
seperti ramayana, robinson, rimo, dan sebagainya
4. Convenience Stores
Convenience store adalah toko pengecer yang menjual jenis
item produk yang terbatas, bertempat di tempat yang nyaman dan jam buka
panjang. Contoh minimarket alfa dan indomaret.
5. Catalog Stores
Catalog store adalah suatu jenis toko yang banyak memberikan
informasi produk melalui media katalog yang dibagikan kepada para konsumen
potensial. Toko katalog biasanya memiliki jumlah persediaan barang yang banyak.
6. Chain Stores
Chain store adalah toko pengecer yang memiliki lebih dari
satu gerai dan dimiliki oleh perusahaan yang sama.
7. Supermarket
Super market adalah toko eceran yang menjual berbagai macam
produk makanan dan juga sejumlah kecil produk non makanan dengan sistem
konsumen melayani dirinya sendiri / Swalayan. Contoh yaitu Hero.
8. Hypermarkets / Hipermarket
Hipermarket adalah toko eceran yang menjual jenis barang
dalam jumlah yang sangat besar atau lebih dari 50.000 item dan melingkupi
banyak jenis produk. Hipermarket adalah gabungan antara retailer toko diskon
dengan hypermarket. Contohnya antara lain hipermarket giant, hipermarket
hypermart dan hypermarket carrefour
SUMBER :
http://jeanetvinaclaudia-myblog.blogspot.com/2012/03/tugas-pertama-manajemen-ritel.htmlitel secara umum adalah kegiatan usaha menjual aneka
barang atau jasa untuk konsumsi langsung atau tidak langsung. Dalam matarantai
perdagangan bisnis ritel merupakan bagian terakhir dari proses distribusi suatu
barang atau jasa dan bersentuhan langsung dengan konsumen.Secara umum peritel
tidak membuat barang dan tidak menjual ke pengecer lain.
Akan tetapi dalam praktik bisnis ritel modern saat ini tidak
tertutup kemungkinan, banyak pengecer kecil membeli barang di gerai peritel
besar, mengingat perbedaan harga yang muncul pada waktu-waktu promosi tertentu
yang dilakukan oleh peritel besar.Bisnis Ritel di Indonesia secara umum dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu, ritel modern dan ritel tradisional. Ritel
modern sebenarnya merupakan pengembangan dari ritel tradisional, yang pada
praktiknya mengaplikasikan konsep yang modern, pemanfaatan teknologi, dan
mengakomodasi perkembangan gaya hidup di masyarakat (konsumen).
Jika kita menilik sejarah ritel modern di indonesia
sebenarnya sudah di mulai dari tahun 1960-an. Pada saat itu sudah muncul
department Store yang pertama yaitu SARINAH. Dalam kurun waktu lebih dari 15
tahun kemudian, bisnis ritel di Indonesia bisa dikatakan berkembang dalam level
yang sangat rendah sekali. Hal ini bisa dikaitkan dengan kebijakan ekonomi
Soeharto di awal masa pemerintahan orde baru, yang lebih banyak membangun
investasi di bidang eksploitasi hasil alam (tambang & kayu), dibandingkan
sektor usaha ritel barang dan jasa di masyarakat.
Awal tahun 1990-an merupakan titik awal perkembangan bisnis
ritel di indonesia. Ditandai dengan mulai beroperasinya salah satu perusahaan
ritel besar dari Jepang yaitu “SOGO”. Selanjutnya dengan dikeluarkannya
Keputusan Presiden No. 99/1998, yang menghapuskan larangan investor dari luar
untuk masuk ke dalam bisnis ritel di indonesia, perkembangannya menjadi semakin
pesat.
Saat ini, muncul begitu banyak format modern ritel/market
diantaranya adalah sbb:
1. Supermarket
2. Minimarket
3. Hypermarket
4. Specialty store/convinience store
5. Department Store
Modern market digambarkan secara sederhana sebagai suatu
tempat menjual barang-barang makanan atau non makanan, barang jadi atau bahan
olahan, kebutuhan harian atau lainnya yang menggunakan format self service dan
menjalankan sistem swalayan yaitu konsumen membayar di kasir yang telah
disediakan. Sehingga saat ini banyak orang cukup familiar dengan istilah “Pasar
Swalayan”
Berdasarkan definisi yang tertuang dalam Keputusan Presiden
RI No. 112/Th. 2007, dikatakan bahwa Format Pasar Swalayan dikategorikan sbb:
1. Minimarket :
– Produk dijual : kebutuhan rumahtangga, makanan dan
termasuk kebutuhan harian.
– Jumlah produk : < 5000 item
– Luas gerai : maks. 400m2
– Area Parkir : terbatas
– Potensi penjualan : maks. 200 juta
2. Supermarket:
– Produk dijual : kebutuhan rumahtangga, makanan dan
termasuk kebutuhan harian.
– Jumlah produk : 5000-25000 item
– Luas gerai : 400-5000m2
– Area Parkir : sedang (memadai)
– Potensi penjualan : 200 juta- 10 milliar
3. Hypermarket:
– Produk dijual : kebutuhan rumahtangga, makanan dan
termasuk kebutuhan harian, textile, fashion, furniture, dll.
– Jumlah produk : >25000 item
– Luas gerai : > 5000 m2
– Area Parkir : sangat besar
– Potensi penjualan : > 10 milliar
Dalam 6 tahun terakhir, perkembangan ketiga format modern
market di atas sangatlah tinggi. konsepnya yang modern, adanya sentuhan
teknologi dan mampu memenuhi perkembangan gaya hidup konsumen telah memberikan
nilai lebih dibandingkan dengan market tradisional.
Selain itu atmosfer belanja yang lebih bersih dan nyaman,
semakin menarik konsumen dan dapat menciptakan budaya baru dalam berbelanja.
Menurut data yang dikeluarkan oleh Media Data-APRINDO dalam
rentang waktu 2004 s.d 2008 format minimarket memiliki rata-rata pertumbuhan
turnover paling tinggi yaitu sebesar 38% per tahun, disusul kemudian oleh
Hypermarket sebesar 21,5% dan supermarket yang hanya 6% per tahun. Tingginya
pertumbuhan di format minimarket, ditandai dengan semakin ketatnya persaingan
dalam ekspansi atau penambahan jumlah gerai dari dua pemain besar di dalamnya
yaitu Indomart dan Alfamart.
Sedangkan dalam nilai turnover yang dapat dihasilkan, format
hypermarket merupakan yang terbesar, seperti yang dicapai pada tahun 2008 yaitu
sebesar: 41%. Sementara itu minimarket dengan 32%, dan terakhir supermarket
dengan 26%. Dominasi market share oleh Hypermarket ini dimulai dari tahun 2005,
yang mana sebelumnya dikuasai oleh Supermarket. Penurunan di Supermarket
dinilai sebagai akibat dari semakin banyaknya penambahan gerai minimarket yang
dapat memotong akses konsumen ke supermarket. Ditambah pula oleh semakin
agresifnya Hypermarket dalam berbagai promosi yang kuat dan menarik. Serta
kelengkapan produknya telah memberikan tempat tersendiri dimata konsumen.
A. Manajemen ritel
Industri ritel terus berubah seiring dengan perubahan
teknologi, perkembangan dunia usaha, dan tentunya kebutuhan konsumen. Ritel
adalah keseluruhan aktivitas bisnis yang terkait dengan penjualan dan pemberian
layanan kepada konsumen untuk penggunaan yang sifatnya individu sebagai pribadi
maupun keluarga.
Agar berhasil dalam pasar ritel yang kompetitif, peritel
harus dapat menawarkan produk yang tepat, dengan harga yang tepat, pada tempat
yang tepat, dan waktu yang tepat. Oleh karena itu, pemahaman peritel tehadap
karakteristik target pasar atau konsumen yang akan dilayani merupakan hal yang
sangat penting.
Dalam operasionalnya peritel menjalankan beberapa fungsi
antara lain membantu konsumen dalam menyediakan berbagai produk dan jasa,
menjalankan fungsi memecah (bulk breaking), maupun menambah nilai produk.
Secara keseluruhan, pengelolaan binis ritel membutuhkan implementasi
fungsi-fungsi manajemen secara terintegrasi baik fungsi keuangan, pemasaran,
sumber daya manusia, maupun operasional. Pemahaman keseluruhan atas isi buku
ini membutuhkan telaah menyeluruh terhadap proses pengambilan keputusan dalam manajemen
ritel yang diperjelas yaitu lingkup bisnis, mengembangkan strategi ritel,
manajemen barang dagangan, dan manajemen toko.
Pengertian Manajemen
Manajemen merupakan suatu proses
perencanaan,pengorganisasian,penggerakkan dan pengendalian atas atas sumber
daya yang dimiliki guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian Ritel
Ritel adalah suatu kegiatan yang terdiri dari
aktivitas-aktivitas bisnis yang terlibat dalam menjual barang dan jasa kepada
konsumen untuk kepentingan sendiri,keluarga ataupun rumah tangga.
Pengertian Manajemen Ritel
Manajemen ritel adalah pengaturan keseluruhan faktor-faktor
yang ebrpengaruh dalam proses perdagangan ritel,yaitu perdagangan langsung
barang dan jasa kepada konsumen.
Klasifikasi Ritel
1. Klasifikasi deskriptif
Pasar ritel dibagi menjadi 2 tipe yaitu berdasarkan :
a. tipe kepemilikan (type of ownership)
b. tipe keragaman barang yang dijual(type of merchandise
carried)
2. Klasifikasi strategic
Pasar retel dibedakan berdasarkan strategi yang
digunakan,yaitu :
a. margin/turnover strategy
b.retail price and service strategy
c. strategic group classification
d. gross margin – merchandise type classification
3. Klasifikasi tingkat pelayanan
Dibagi menajadi :
a. penjualan eceran swalayan
b. penjualan eceran dengan memilih dendiri
Contoh : toko baju dipasar
c. penjualan eceran dengan penjualan terbatas
Contoh : toko elektronik
d. penjualan eceran dengan pelayanan penuh
Contoh : toko perhiasan,butik
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap bisnis ritel adalah
4P yaitu Place,Price,Produck dan Promotion
Oleh karena itu sebelum memulia bisnis ini hendaknya kita
harus sudah memahaminya dengan benar untuk memperkecil resiko kerugian.
B. MENGAPA HARUS MEMPELAJARI MANAJEMEN RITEL
Kata ritel berasal dari bahasa Perancis, ritellier, yang
berarti memotong atau memecah sesuatu. Retail atau eceran (retailing) dapat
dipahami sebagai semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa
secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan penggunaan
bisnis. Sering kali orang-orang beranggapan bahwa ritel hanya menjual
produk-produk di toko. Tetapi retail (ritel) juga melibatkan pelayanan jasa
layanan antar (delivery services) ke rumah-rumah. Tidak semua ritel dilakukan
ditoko. Kegiatan yang dilakukan dalam bisnis retail (ritel) adalah menjual
berbagai produk, jasa atau keduanya, kepada konsumen untuk keperluan konsumsi
pribadi maupun bersama. Produsen menjual produk-produknya kepada peretail
maupun peritel besar (wholesaler). Peritel besar ini juga kerap disebut sebagai
grosir atau pedagang partai besar.
Beberapa faktor yang mendorong globalisasi yang dilakukan
para peritel internasional:
a. Pasar Domestik yang semakin Jenuh
Di Amerika Serikat, banyak peritel gagal karena banyaknya
para pelaku pasar yang memiliki kesamaan produk yang dijual. Hal ini mendorong
peritel tersebut melakukan ekspansi ke luar negeri.
b. Sistem dan Keahlian
Saat ini peritel memiliki kemampuan mengatur toko-toko yang
ada di luar negeri dengan lebih baik karena kemampuan mereka dalam mengelola
sistem informasi dan distribusi yang lebih mudah ditransfer dari negara
asalnya.
REPORT THIS AD
c. Hilangnya batasan perdagangan
Kebijakan perdagangan internasional yang menghapus berbagai
hambatan dalam perdagangan seperti WTO atau NAFTA.
STRATEGI MANAJEMEN RITEL (RETAIL)?
Strategi retail (ritel) menekankan untuk memanfaatkan sumber
daya yang ada untuk mencapai tujuan. Strategi ritel (retail) meliputi penentuan
target pasar, sifat barang dan jasa yang ditawarkan,dan bagaimana ritel
memperoleh keuntungan jangkan panjang dari para pesaingnya. Bagian kebutuhan
strategi dalam strategi retail (ritel) antara lain strategi pasar, strategi
keuangan, strategi lokasi, struktur organisasi dan sumber daya manusia.
Aspek pemasaran dalam ritel meliputi:
1. Definisi strategi pemasaran retail (ritel)
2. Pemahaman terhadap target pasar bila dikaitkan dengan
pilihan terhadap format retail (ritel)
3. Bagaimana retail (ritel) dapat membangun strategi
keunggulan bersaing yang berkelanjutan
4. Tahapan dalam mengembangkan strategi pemasaran retail
(ritel)
Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia dalam retail (ritel)
meliputi:
1. Alasan mengapa manajemen SDM mempunyai peranan penting
membentuk sebuah bisnis atau organisasi retail (ritel)
2. Bagaimana retail (ritel) membuat keuntungan yang
kompetitif dan mendukung, dengan cara mengembangkan dan mengelola SDM
3. Bagaimana ritel mengkoordinasi aktivitas para karyawan
dan memotivasi mereka mencapai tujuan
4. Program-program manajemen SDM untuk membangun komitmen
kerja
5. Bagaimana dan mengapa ritel mangatur perbedaan
antarkaryawan
Aspek Keuangan dalam retail (ritel) meliputi:
1. Bagaimana strategi retail (ritel) direfleksikan dalam
tujuan keuangan
2. Bagaimana ritel menggunakan alat-alat dan metode untuk
mengevaluasi kinerjanya
3. Bagaimana model strategis keuntungan dapat digunakan
Aspek pemilihan lokasi dalam area perdagangan retail (ritel)
meliputi:
1. Tipe Lokasi yang memungkinkan oleh retail
2. Mengevaluasi keunggulan relatif dari setiap area
perdagangan yang dipilih.
3. Tipe lokasi perdagangan yang memungkinkan untuk tumbuh
4. Jenis lokasi yang ada
5. Alasan mengapa suatu ritel tetap berlokasi disuatu tempat
tertentu meskipun ada retail (ritel) lain berlokasi ditempat berbeda
6. Keuntungan relatif yang didapat dari sebuah tipe lokasi
7. Tipe lokasi yang cocok bagi retail (ritel)
8. Tipe lokasi yang kurang diminati
9. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan oleh peritel
dalam memilih lokasi
Aspek Sistem Informasi dan Manajemen meliputi:
1. Keunggulan strategis yang diperoleh melalui manajemen
rantai pemasok
2. Bagaimana barang daganan dan informasi mengalir dari
vendor ke retail (ritel) ke pelanggan dan kembali
3. Perkembangan informasi dan teknologi yang bisa memudahkan
komunikasi antara vendor dengan ritel(retail)
4. Sistem pengiriman respons cepat
C. Sejarah Manajemen Ritel
Untuk mempertahankan keunggulan kompetitifnya, retailer akan
beroperasi dengan bentuk organisasi yang lebih ramping dan effisien. Pada masa
datang retailer akan beroperasi dengan gross margin yang lebih rendah, biaya
operasional yang lebih kecil, lebih sedikit inventori dengan perputaran barang
yang lebih cepat.
Trend konsumen masa depan adalah Pay Less, Expect More, Get
More. Konsumen masa depan adalah konsumen yang memiliki ekpektasi yang lebih
tinggi, meminta lebih banyak, menginginkan kualitas yang lebih tinggi dan
konsisten, lebih banyak pilihan, toko yang lebih nyaman dan pelayanan yang
lebih bernilai, namun dengan membayar lebih murah, waktu lebih cepat, dengan
usaha dan resiko lebih rendah. Dapat diperkirakan, kompetisi selanjutnya, tidak
hanya pada harga, namun menyangkut variable lain yang berkaitan dengan value
atas pengalaman berbelanja pelanggan.
Dalam millenium baru ini beberapa trend yang sudah dan akan
terjadi di Indonesia dan memberikan dampak bagi industri retail diantaranya :
Gelombang masuknya retailer asing.
– Evolusi ke Format Retail Baru
– Meningkatnya keluarga dengan double income (suami-istri
bekerja).
– Pertumbuhan kota-kota satelit disekeliling kota besar.
– Mobilitas yang semakin tinggi dan waktu luang yang semakin
sedikit.
– Pembantu rumah tangga menjadi semakin mahal.
– Perkembangan pemakaian PC rumah tangga dan internet yang
semakin tinggi.
– Perkembangan teknologi dan pemakaian Handphone-PDA.
REPORT THIS AD
Evolusi perkembangan format retail di Indonesia dapat di
bagi atas beberapa tahapan:
1. Sebelum 1960-an : Era perkembangan retail tradisional
berupa retailer atau pedagang pedagang independen.
2. Tahun 1960-an : Era perkenalan retail modern dengan
format Department Store (Mass Merchandiser), ditandai dengan dibukanya gerai
retail pertama SARINAH di Jl. MH Thamrin.
3. Tahun 1970-1980-an: Era perkembangan retail modern dengan
format Supermarket dan Department Store, ditandai dengan berkembangnya retailer
modern (Mass Merchandiser dan Grocery) seperti Matahari, Hero, Golden Truly,
Pasar Raya dan Ramayana. Pada masa ini juga berkembang format Drug Store, yang
lebih dikenal dengan nama apotik.
4. Tahun 1990-an : Era perkembangan Convenience Store
(C-Store), High Class Departmet Store, Branded Boutique (High Fashion) dan Cash
and Carry. Perkembangan C-store ditandai dengan maraknya pertumbuhan Indomaret
dan AMPM. Perkembangan High Class department Store dan High Fashion Outlet,
ditandai dengan masuknya SOGO, Metro, Seibu,Yaohan, Mark & Spencer dan
berbagai outlet high fashion lainnya. Pekembangan format Cash and Carry
ditandai dengan berdirinya Makro, diikuti oleh retailer lokal dengan format
serupa misalnya GORO, Indogrosir dan Alfa.
5. Tahun 2000 – 2010 : Era perkembangan Hypermarket, Factory
Outlet, Category Killer dan perkenalan dengan e-retailing. Era Hypermarket
ditandai dengan berdirinya Continent Hypermarket dan Paserba Carrefour di tahun
1998. Pada tahun 2002 akan dibuka Hypermarket GIANT, dan beberapa gerai
hypermarket lainnya. Adanya kebutuhan akan barang bagus/bermerek dengan harga
miring akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan mendorong perkembangan
Category Killer dan Factory Oulet. Di beberapa tahun ke depan, akan bermunculan
category killer di berbagai kategori produk seperti Family Apparel, Consumer
Electronic, Auto Aftermarket, Home/Bed/Bath, Home Improvement, Pet Supply,
Craft/Hobby, Computer, Sporting Goods, melengkapi category killer yang telah
berkembang saat ini seperti Department Store, Book Stores, Electronic, Office
Supply dan Toy Stores. Berbagai factory outlet kini mulai menjamur di kota
Bandung dan Jakarta, misalnya Millenia dan Metro Factory Outlet. Multipolar
Group dengan LIPPOSHOP-nya berjasa dalam memperkenalkan e-retailing di
Indonesia, contoh retailer yang berbasis internet misalnya sanur, click and
drag dan gramedia on-line.
REPORT THIS AD
6. Tahun 2010-2020 : Era perkembangan Hard Discounter Store
dan Catalog Services. Persaingan harga yang semakin sengit akan mengarahkan
retailer mencari alternatif format retail yang lebih effisien. Sehingga pada
masa ini akan menjamur format Hard Discounter menggantikan format Hypermarket.
Format hardiscounter menawarkan produk sejenis dengan harga 15-30% lebih murah
dibandingkan format retail lainnya. Pada masa ini private label akan semakin
populer. Selain itu untuk barang-barang tahan lama misalnya pakaian, appliances
dan elektonik, akan berkembang melalui format Catalog Services. Format ini
memungkinkan retailer untuk menjual dengan harga lebih murah karena tidak
mengeluarkan biaya investasi dan operasional toko secara fisik. Semakin
memasyarakatnya kepemilikan PC dan akses internet akan mendorong pertumbuhan
format catalog melalui e-retailing.
7. Setelah tahun 2020 : Era perkembangan e-retailing dan
Toko Spesialisasi. Tingkat kepemilikan PC dan akses internet akan semakin
merata di Indonesia, sehingga mendorong ke arah perkembangan e-retailing yang
sesungguhnya. Pemesanan dan pembayaran produk dilakukan melalui internet,
bahkan pada masa tersebut kita dapat menggunakan handphone-PDA atau handheld
terminal yang disediakan retailer untuk melakukan pembelian produk saat
berkunjung ke supermarket. Cukup scan barang yang akan kita beli dengan
Handphone-PDA atau handheld, selanjutnya kita boleh langsung membayar dengan
credit card secara on-line lewat peralatan tersebut atau dengan cash di
cashier. Kecenderungan berikutnya yang mungkin terjadi adalah toko spesialisasi
akan menjamur, sehingga untuk membeli rokok misalnya, orang lebih senang pergi
ke toko khusus yang menjual berbagai jenis rokok (Ciggarette Outlet), dengan
harga yang tentu saja lebih bersaing.
D. MACAM – MACAM MANAJEMEN RITEL
Berikut ini adalah pembagian industri ritel berdasarkan
pengelompokan pada ciri-ciri tertentu disertai pengertian atau definsi :
1. Discount Stores / Toko Diskon
Discount store adalah toko pengecer yang menjual berbagai
barang dengan harga yang murah dan memberikan pelayanan yang minimum. Contohnya
adalah Makro dan Alfa
2. Specialty Stores / Toko Produk Spesifik
Specialty store adalah merupakan toko eceran yang menjual
barang-barang jenis lini produk tertentu saja yang bersifat spesifik. Contoh
specialty stores yaitu toko buku gramedia, toko musik disctarra, toko obat
guardian, dan banyak lagi contoh lainnya.
3. Department Stores
Department store adalah suatu toko eceran yang berskala
besar yang pengeloaannya dipisah dan dibagi menjadi bagian
departemen-departemen yang menjual macam barang yang berbeda-beda. Contohnya
seperti ramayana, robinson, rimo, dan sebagainya
4. Convenience Stores
Convenience store adalah toko pengecer yang menjual jenis
item produk yang terbatas, bertempat di tempat yang nyaman dan jam buka
panjang. Contoh minimarket alfa dan indomaret.
5. Catalog Stores
Catalog store adalah suatu jenis toko yang banyak memberikan
informasi produk melalui media katalog yang dibagikan kepada para konsumen
potensial. Toko katalog biasanya memiliki jumlah persediaan barang yang banyak.
6. Chain Stores
Chain store adalah toko pengecer yang memiliki lebih dari
satu gerai dan dimiliki oleh perusahaan yang sama.
7. Supermarket
Super market adalah toko eceran yang menjual berbagai macam
produk makanan dan juga sejumlah kecil produk non makanan dengan sistem
konsumen melayani dirinya sendiri / Swalayan. Contoh yaitu Hero.
8. Hypermarkets / Hipermarket
Hipermarket adalah toko eceran yang menjual jenis barang
dalam jumlah yang sangat besar atau lebih dari 50.000 item dan melingkupi
banyak jenis produk. Hipermarket adalah gabungan antara retailer toko diskon
dengan hypermarket. Contohnya antara lain hipermarket giant, hipermarket
hypermart dan hypermarket carrefour
SUMBER :
http://jeanetvinaclaudia-myblog.blogspot.com/2012/03/tugas-pertama-manajemen-ritel.html
Komentar
Posting Komentar